11 Juli 2008

MAY



SYNOPSIS:

Mengatasi perbedaan kulit diantara mereka, Antares dan May saling mencintai. Pada suatu hari di bulan Mei 1998, mereka terpisah dan tidak pernah lagi bertemu. May berpikir Antares meninggalkannya, dan dengan pikiran itu, ia menjalani hidup. May keluar dari Indonesia untuk melupakan kepedihannya. Suatu ketika ia diperkosa sekelompok orang. Jika saja Antares tidak sedang meliput kerusahan Mei saat itu, May pasti tidak mengalami kejadian pahit tersebut

May tidak saja terpisah dari Antares namun juga dengan Ibunya. Bermodalkan sertifikat rumahnya, Ibu May membeli tiket pesawat dan pindah ke Malaysia. Adalah Gandang yang membeli rumah tersebut

Sejumlah peristiwa mempertemukan May, Gamang, Antares dan Ibunya. Apakah mereka menemukan jalan keluar bagi masalah mereka masing-masing? Sanggupkah Antares meyakinkan May bahwa ia masih mencintainya seperti yang pernah ia berikan?


Pemain :
Jenny Chang
Yama Carlos

Jajang C. Noer
Lukman Sardi
Niniek L. Karim
Tutie Kirana
Ria Irawan


REVIEW:
Film ‘May’ merupakan film yang mengangkat genre drama percintaan. Meski demikian, film dapat dikatakan berbeda dengan genre film drama percintaan Indonesia lainnya. Pasalnya dalam film ‘May’ mencoba memberikan gambaran cinta melalui latar belakang kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998.

Film ini secara keselurahan merupakan sebuah sumbangan film yang menarik untuk perkembangan film Indonesia. Karena secara cerita film ini menggambarkan sebuah latar belakang yang terjadi di Indonesia.

Namun, beberapa kekurangan terjadi pada sound. Dimana dialog-dialog pemainnya hilang, pada sebuah scene yang cukup penting. Dimana, adegan tersebut menampilkan May yang terakhir kalinya bertemu dengan sang ibu yang bakal terpisah oleh tragedi tersebut.

Selain itu, film ‘May’ ini hampir saja ditinggalkan penontonnya. Pasalnya irama dalam film ini pada 30 menit pertama berjalan sangat lamban sehingga membosankan penonton. Ditambah film ini memainkan adegan-adegan antar waktu.

Bahkan, dalam membedakan antar waktupun film ini terlihat belum sempurna. Sehingga memaksa penonton meraba sendiri keberadaan latar belakang adegan yang diputar. Karena pembeda antara waktu sekarang dan masa lalu tidak terlihat jelas.

Tak hanya itu, dari sisi acting memang belum memberikan peran yang maksimal. Karena bintang utamanya, diperankan oleh orang yang baru pertama kalinya bermain film. Sehingga akting-akting sedih belum mendapatkan ekspresi yang sesuai.

Dan satu hal yang mengganjal dalam film ini ketika ending atau penutup ini yang tidak diselesaikan secara baik. Sementara jika pada ending menggambarkan sebuah impian, maka lagi-lagi tidak terlihat jelas perbandingan waktu antar masa sekarang, masa lalu, dan masa mendatang.

Tidak ada komentar: